-press any key to start-
Bahkan ketika aku yang diam disana, terasa akan hukuman. Aku yakin dan mengerti bahwa Allah adalah teman pertamaku. Sedikitpun aku tidak pernah merasa benar karena akupun pernah membuat kesalahan. Semua seakan-akan terjadi olehku. Bak robot yang idiot yang bisa di atur dengan akal-akal iblis dan di hasut mereka tak lain adalah diriku sendiri. Mungkin jika tuhan adalah manusia, dia tidak akan pernah memberikan aku sebuah pengampunan dan pilihan hidup ini. Sayangnya dia TUHAN, bukanlah dewa di dalam mimpiku.
Dia memberiku kesabaran yang tak terbatas dan memiliki mukjizat yang bisa membuatku percaya apa yang ia percayakan selama ini. Apakah ini adalah sebuah kekuatan yang begitu indahnya? Kadang aku merasa bersalah dan merasa kacau, dan akhirnya menjerumuskan aku kedalam jurang yang sangat nista. Rasanya seperti berada di dalam lubang kubangan yang sangat kotor dan mengerikan! Dicaci maki, diteriaki dan dilempari batu tajam. Aku merasa seperti diusir dari muka bumi ini, seakan Ia berkata “Pergilah dengan hatimu, bawa bersamamu dan baik-baiklah disana".
Aku sering kali tidak pernah mendengarkan apa yang dikatakan orang diluar sana. Apakah masih mempunyai jiwa yang suci atau benar-benar sudah gila. Didepan kaca aku berkata, "Apa ini benar-benar diriku yang sebenarnya?" Ya benar. Yang di depanmu ini adalah aku, aku teman pertama dan selamanya bagimu. Saat aku menyadarinya, aku ingin berdiri tanpa topeng. Ingin ku remukan topeng yang biasa aku gunakan itu. Biarkan hati ini menangis dan biarlah emosi itu merasuki tubuhku. Serasa lebih baik daripada apapun itu yang terjadi saat ini. Semua tindakan yang berlebihan ini membuatku gila!
Ingin sekali dendam itu kubalaskan, tapi apakah orang yang aku cintai juga harus terkena balasan itu? Sungguh pilihan bodoh yang selalu menghantui otak dan ragaku. Usaha, usaha dan hanya usaha untuk diri sendiri! Harus mengambil sendiri dan membangun intuisi dalam hati nuraniku. Ingin sekali hatiku ini berkeinginan begini dan begitu. Banyak yang harus diberi dan dipinta tapi dayaku, malam ini hanya duduk termenung dan mengikhlaskan semuanya. Hati ini seketika terasa pilu, ketika jiwa cinta itu datang dan pergi dengan sendirinya.
Ingin sekali ku berteriak bahwa aku adalah mereka dan mereka adalah aku. Jikalau besok adalah hari terakhir aku untuk menginjakan kaki dimuka bumi ini, aku hanya ingin memohon dan berharap keadilan disisa hidupku ini. Aku menyadari segala ke egoisan dan emosi sesaat dalam pikiran ini, adalah sebuah benalu yang sangat berbisa. Inginku banggakan diriku seperti yang lainnya. Mungkin kesempatan kedua adalah yang paling berharga daripada yang pertama. Begitu juga dengan kesempatan ketiga, keempat, kelima dan keenam.
Jelas saat ini aku selalu takut tentang nasib yang tidak pasti akan kebenarannya. Aku benar-benar tidak siap untuk semua itu. Ada pepatah mengatakan bahwa, "Jika berbohong untuk Hal-hal yang baik, maka berbohonglah dengan keindahan yang ada".
Banyak orang awam yang sering mengatakan bahwa percaya kepada orang banyak adalah suatu kebenaran. Padahal itu sama sekali jauh dari suratan tuhan. Tuhan mengatakan setiap umat-Nya harus percaya kepada diri sendiri terlebih dahulu, lalu mencari tahu kebenaran yang ada di depannya. Adapun sebuah perkataan dahulu kala bahwa, "Jangan sekalipun pergi dari masalah yang ada, selesaikan dengan lapang dada dan mata terbuka lebar sampai masalah itu tuntas".
Dengan adanya sekian banyak panutan, aku hanya berharap dia. Dia yaitu teman pertamaku, Untuk tetap dan bersama dalam menyelesaikan setiap masalah yang ada. Ada sedikit fakta yang terjadi bahwa manusia sulit untuk diarahkan namun ringan untuk dipijak. Aku sendiri tidak tahu kebeneran itu, tetapi sebagian orang sudah menjadikannya contoh hidup mereka kelak.
Mungkin manusia adalah makhluk paling cerdas di bumi ini, sehingga merasa bangga dan melupakan Sang Pencipta. Setiap orang begitu cepat mengatakan itu benar dan itu salah melalui sebuah ilmu pastinya. Butuh pemikiran yang kuat untuk semua itu, akupun tak lain berharap agar aku bisa menebus semua dosaku hari ini. Aku merasakan semua perasaan yang ada mulai menusuk dan membunuhku dengan perlahan. Aku harus memilih dan percaya bahwa ada sebuah keajaiban. Keajaiban yang luar biasa dan akan menjadi kenyataan dalam hidupku.
Semua cerita ini hanyalah ungkapan yang menceritakan apa yang ku rasakan selama ini. Mungkin dapat meninggalkan pesan hidup, cinta dan apapun yang telah dilemparkan di seluruh dunia. Seperti sebuah permainan, hidup begitu rumit ketika menaiki tingkatan yang lebih tinggi. Pikirlah sematang-matang mungkin sebelum semuanya terjadi.
-GAME OVER-
baca,baca,baca. siapa aku ?! putri katanya !
06.52 |
Read User's Comments(0)
Langganan:
Postingan (Atom)